Senin, 04 Februari 2008

Pengalaman Awal Memakainya Di Publik

Logikanya, rok atau unbifuracted garment, adalah yg tidak ada sangkut pautnya dng jender. Itu hanyalah sebuah kain yg melingkar dari pinggang ke kaki dan kedua kaki tetap tidak terpisah. Namun pakaian tersebut telah tertanam di benak masyarakat pada umunya adalah suatu icon yg hanya dikhususkan untuk wanita.

Seberapa jauhkan antara difinisi logis dan citra nyata di masyarakat terhadap rok? Hal hanya bisa dibutikan dng mencoba lansung dng memakai unbifurcated garment di depan public. Untuk tidak terlalu konfrontatif, saya memilih kilt. Krn hampir semua orang mengenal kilt, yaitu pakaian pria skotlandia. Apakah semua orang mengenal kilt?....ah...tidak juga, masih banyak orang yg tidak kenal kilt, yg sepintas lalu mungkin mirip rok lipit-lipit mirip seragam cewek sekolah menengah swasta di Jakarta.

Pengalaman Pertama (di luar rumah)
Untuk pengalaman saya yg pertama (di pub
lik), saya memilih waktu yg sesuai untuk menunjukkan rok bisa pantas untuk pria, yaitu pesta custom di acara tahun baru. Di acara spt itu, siapapun boleh memakai baju yg 'tidak biasa' tanpa merasa aneh. mendapat suatu sensasi yg tidak dpt dirasakan bila memakai celana panjang. Pada acara tsb, kilt yg telah dibeli beberapa tahun sebelumnya di London, akhirnya terpakai juga secara sunggu-sungguh. Sungguh2 ..maksud saya, kilt tsb dipakai dlm suasana "formil" dan bukan private (di rumah). Sensasi utama ketika memakai kilt atau rok skotlandia ini, adalah kurang lebih sama ketika kita memakai sarung yaitu terasa segar diantara dua kaki, tapi rok ini memiliki bentuk dan pemakaian yg lebih praktis dan sportif dari pada sarung. Tidak perlu menggulung & diikat karena kilt memiliki kancing dan sabuk. dan terasa ringan ketika berjalan, karena panjang kilt hanya selutut, hal ini tentu berbeda dng sarung.

Sensasi yg lain yg saya rasakan pada waktu itu adalah, saya pake rok dan pria lain pakai celana panjang....yap...pria mana sih yg berani untuk mau pakai kilt/rok dimasyarakat yg ber-'celana panjang' i
ni? tentu tidak ada yg berani khan.

Saat itu, sangat beragam tanggapan dari teman-teman kantor, namun sebagian besar menerima secara positif dan bahkan menjadi juara custom 'year party' kerena berani tampil beda. Namun,
Apa yg saya amati kebanyakan orang masih menganggap kilt atau rok yg dipakai pria masih diasumsikan sebagai suatu 'party custom', bukan menjadi busana sehari-hari.


Kesempatan lain,
Kegiatan adventure di alam, khususnya aktifitas trekking dng memakai kilt memiliki sensasi tersendiri. Berjalan jauh menjadi tidak cepat penat, kaki terasa ringan berjalan plus udara yg sejuk di kawasan gunung dan hutan, ehmm...serasa di "highland" film braveheart.

Dibandin
gkan dng acara year-party, pengalaman kedua ini lebih menitik-beratkan manfaat dari MUG (Male Unbifurcated Garments) - kilt/rok daripada segi fashion-nya. Oleh sebab itu saya tidak memilih classic kilt, krn modelnya terlalu "fancy" dng lipit2 dibelakang yg mungkin saja akan terlalu mencolok bagi kebanyakan orang. Jadi pilihannya adalah kilt/rok-lapangan yg disainnya sepintas lalu masih mirip celana pendek lapangan (bila berdiri).

Dari bahan yg sangat cukup kuat tapi tidak kaku dan dijahit dng dua jahitan (spt jeans). kilt/rok-lapangan ini memiliki kantong di kanan bawah (cargo-pocket) yg besar dan beberapa kantong berkancing dan zipper. Disamping itu, bahannya yg menyerap keringat dan cepat kering. Sehingga keringat atau percikan air terjun atau duduk di rumput yg berembun akan segera kering bila terkena angin.


Dengan dukungan istri tercinta, akhirnya saya memiliki pengalaman pertama kali memakai kilt di hadapan umum, yaitu acara pesta tahun baru dan
hiking.


Tidak ada komentar: